rip Freedom Project: Pre 2009 : En or Dis CouragementS ???

Friday, December 12, 2008

Pre 2009 : En or Dis CouragementS ???

Beberapa waktu berselang di awal bulan Desember, sebuah telpon datang dari almamater yang mengundang alumni untuk berbincang bincang mengenai strategi, masukan maupun penyempurnaan kurikulum untuk fakultas bisnis, dimana saya dibesarkan dan dimatangkan,masa depan sangat tinggi dinamikanya sehingga seringkali tidak tertangkap oleh kurikulum dasar pendidikan bisnis, terlebih jika para 'mentor' penganut texbook thinking era 2000an. Banyak yang berubah dalam peta dunia usaha, dari sisi regulator sebagai juri dilapangan maupun pelaku bisnis baik yang menjadi joki maupun pebisnis tulen, semuanya berubah dan berkembang, ada kearah yang lebih positif maupun ada pula yang menukik negatif, semuanya berubah. Sampai penonton nya pun berubah ... yang notabene para pengamat dan analis, yang getol menulis dan berbicara dimedia elektronik, yang pada akhirnya saking sering dan getolnya mereka berucap terbentuklah 'public opinion' .

Dalam waktu singkat, semua BERUBAH, tahun 2007 eforia dunia keuangan berubah menjadi tangisan di tahun 2008, dan dalam hitungan hari 2009 sudah di depan mata.
Beberapa sum
ber yang dapat dipercaya, berdiskusi melalui multi back ground dibanyak kesempatan, dan saya pikir ini ada baiknya juga disharing pada almamater, bahwa sebenarnya dalam menyikapi situasi yang demikian dinamis nya, ada beberapa elemen dasar yang perlu dikaji dan dimatangkan oleh pihak fakultas, selaku produsen sarjana sarjana bisnis.

Salah satu elemen dasar yang perlu di cermati adalah apakah para sarjana bisnis kita dibekali dengan landasan dan praktek magang yang kuat sebagai 'enterpreneur ' ???
Jiwa w
irausaha merupakan salah satu sikap dasar yang selayaknya dimiliki seorang sarjana bisnis, apakah konsep dan pengertian wirausaha sudah dimengerti secara benar dan bisa dijiwai oleh seseorang yang mengambil jurusan bisnis ?
Apakah kita terdidik oleh suatu kultur , untuk dengan segera bisa membuat curriculum vitae yang wah , yang digunakan untuk melamar ke berbagai korporasi besar ?
Apakah mental kita dididik untuk menyikapi pelbagai penolakan yang merupakan makanan sehari har
i dalam berbisnis ?
Apakah kita menjadi seorang sarjana bisnis yang frustasi , karena setiap hari dijejali oleh pemberitaan
phk global yang semakin menggurita di pelbagai belahan dunia ?
Ataukah kita akan menyikapi dengan membangun kerjasama dan kreativitas agar bisa survive dalam bada
i perubahan ditahun tahun mendatang ?
Atauka
h kita memiliki sikap status quo yang menunggu situasi menjadi reda dan aman, baru kita bergerak ?
Masih banyak sikap dan pilihan yang bisa kita ambil dalam situasi ini, lihatlah ilustrasi kreatif yang didownload dari berbagai blog dan tulisan rekan rekan dari berbagai negara, seorang wanita dengan kreativitas ekstrim memilih untuk mendapatkan kesempatan menjadi seorang penyemprot dengan gaya nya yang khas, ilustrasi lain seseorang berpikir keras untuk menemukan cahaya / ide tertentu, yang lain menggambarkan bahwa disamping pengetahuan dan semangat perlu pula memiliki hasrat yang membara untuk menjadi seorang wirausahawan,biz'man with heart - istilah kerennya.
Banyak sem
inar dan kursus kursus diluar sekolah formal,yang mendidik agar sesorang menjadi seorang enterpreneur yang tangguh dan berhati mulia .
Mengapa ti
dak dari awal kampus kita menyediakan satu basis yang kuat , sebagai landasan jiwa bagi mahasiswanya, agar begitu terjun dimasyarakat , kita memiliki sarjana fresh graduate yang tangguh dan tidak cengeng dalam persaingan yang kian dahsyat ini.

Viva Almamater