Tsunami Lagi.... Awareness ???
Memasuki millenium baru,memasuki tantangan baru pula, sudah banyak pula negri ini di uji ketahanan fisik dan mentalnya, tantangan demi tantangan alam dan bencana mencabik cabik kehidupan masyarakat, mulai dari kekeringan, lalu banjir yang meluas disetiap pulau nusantara, gempa bumi di Papua dan pada 2004 tsunami banda aceh puncaknya (?), kemudian Merapi dan gempa di Yogyakarta, belum sempat tuntas bantuan dan rehabilitasi kita di kejutkan lagi oleh tsunami yang berpusat di laut Jawa. Dari Pangandaran , Cilacap sampai Parangtritis terkena dampaknya.
Semua ada penjelasan logis dan ilmiah dari masing masing bidang ilmu, mulai dari geografi, meterologi dan geofisika, sampai metafisika.
Masing masing mempunyai asumsi, hipotesa, dan teori mengapa dan apa akibatnya dari semua hal penyimpangan alam ini.
Tapi yang cukup menarik perhatian adalah hal hal metafisis ( hi rating kan di setiap TV ), dunia lain, dunia yang tidak kelihatan,hipotesisnya adalah ini adalah 'pertanda','sign', dari YMK untuk umatnya (yang dikasihi atau yang lagi diajar adat, its ok sama sama terima kiriman).
Secara makro tentunya leader leader negara lah merupakan penerima pesan , dan memang mereka lah yang tentunya mampu mengartikan pertanda makro ini,masing masing kan punya tingkat kapasitas yang berbeda untuk menangkap makna dari pertanda baik alam maupun yang lainnya. Apa sih yang diharapkan berbeda untuk di perbaiki ???
Ini pekerjaan rumah buat leader negri, ngapain juga dibahas ya, lagi ngawur nih dan ngelantur juga ngurusin pekerjaan dan tugas orang lain, padahal kita masih banyak yang harus diberesin.
Cuma keprihatinan yang mendalam saja jika kita melihat orang orang di kualifikasikan 'leader' itu ndablegggg terhadap sign , pertanda, komunikasi yang di kirim oleh suatu Yang Lebih Kuasa dari manusia ( tentunya masih versi metafisis ya )
Tetapi sadar ngga , bahwa sebenarnya Tsunami lebih sering terjadi di skala mikro, terjadi pada diri kita masing masing. Masalah kesehatan,keuangan yang lebih cepat tipis dari bertambah tebal ( mantab = makan tabungan ), hutang yang makin banyak ( tanggung = hutang menggunung ) , hubungan keluarga kisruh dan disharmonis, pendidikan yang makin tidak terjangkau lagi, kemalasan yang makin menguasai mental dan spiritual, banyak deeh, yang pasti kena satu saja bikin tsunami dalam kehidupan kita.
Tsunami merupakan hal yang diluar kendali kita, diluar pengetahuan kita, kapan dia mau datang dia datang tanpa mengetuk pintu untuk permisi, dia tidak tanya apakah kita sudah menguasai standard evakuasi belum, seperti pada foto 1 terbaca GO to Higher Ground jika terjadi gempa atau tsunami. Boro boro cari tempat yang lebih tinggi, kepanikan kita saja sudah bisa menjadi senjata pembunuh yang lebih ampuh.
Ternyata banyak hal positif yang kita bisa sadari setelah tsunami berlalu, awareness untuk membangun dataran yang lebih tinggi dan aman, awareness untuk tidak mengambil resiko membangun tempat tinggal diradius sekian dari pantai berombak, awareness untuk bekerja lebih dari biasa guna mempersiapkan backup yang lebih baik ( bukan hanya kerja untuk menghasilkan uang saja lho) , awareness awareness dan sekali lagi awareness.
Tidak mudah alias sulit membangkitkan awareness dalam setiap diri pribadi kita, kita lebih hobby membahas tsunami kita masing masing di cafe, sambil menenggak obat pereda tsunami yang bersifat semu, ha ha hi hi tangis air mata selalu menjadi santapan.
Mengambil tema dari UNDP Thailand Go to the Higher Ground...... BUILD BACK BETTER
Semua ada penjelasan logis dan ilmiah dari masing masing bidang ilmu, mulai dari geografi, meterologi dan geofisika, sampai metafisika.
Masing masing mempunyai asumsi, hipotesa, dan teori mengapa dan apa akibatnya dari semua hal penyimpangan alam ini.
Tapi yang cukup menarik perhatian adalah hal hal metafisis ( hi rating kan di setiap TV ), dunia lain, dunia yang tidak kelihatan,hipotesisnya adalah ini adalah 'pertanda','sign', dari YMK untuk umatnya (yang dikasihi atau yang lagi diajar adat, its ok sama sama terima kiriman).
Secara makro tentunya leader leader negara lah merupakan penerima pesan , dan memang mereka lah yang tentunya mampu mengartikan pertanda makro ini,masing masing kan punya tingkat kapasitas yang berbeda untuk menangkap makna dari pertanda baik alam maupun yang lainnya. Apa sih yang diharapkan berbeda untuk di perbaiki ???
Ini pekerjaan rumah buat leader negri, ngapain juga dibahas ya, lagi ngawur nih dan ngelantur juga ngurusin pekerjaan dan tugas orang lain, padahal kita masih banyak yang harus diberesin.
Cuma keprihatinan yang mendalam saja jika kita melihat orang orang di kualifikasikan 'leader' itu ndablegggg terhadap sign , pertanda, komunikasi yang di kirim oleh suatu Yang Lebih Kuasa dari manusia ( tentunya masih versi metafisis ya )
Tetapi sadar ngga , bahwa sebenarnya Tsunami lebih sering terjadi di skala mikro, terjadi pada diri kita masing masing. Masalah kesehatan,keuangan yang lebih cepat tipis dari bertambah tebal ( mantab = makan tabungan ), hutang yang makin banyak ( tanggung = hutang menggunung ) , hubungan keluarga kisruh dan disharmonis, pendidikan yang makin tidak terjangkau lagi, kemalasan yang makin menguasai mental dan spiritual, banyak deeh, yang pasti kena satu saja bikin tsunami dalam kehidupan kita.
Tsunami merupakan hal yang diluar kendali kita, diluar pengetahuan kita, kapan dia mau datang dia datang tanpa mengetuk pintu untuk permisi, dia tidak tanya apakah kita sudah menguasai standard evakuasi belum, seperti pada foto 1 terbaca GO to Higher Ground jika terjadi gempa atau tsunami. Boro boro cari tempat yang lebih tinggi, kepanikan kita saja sudah bisa menjadi senjata pembunuh yang lebih ampuh.
Ternyata banyak hal positif yang kita bisa sadari setelah tsunami berlalu, awareness untuk membangun dataran yang lebih tinggi dan aman, awareness untuk tidak mengambil resiko membangun tempat tinggal diradius sekian dari pantai berombak, awareness untuk bekerja lebih dari biasa guna mempersiapkan backup yang lebih baik ( bukan hanya kerja untuk menghasilkan uang saja lho) , awareness awareness dan sekali lagi awareness.
Tidak mudah alias sulit membangkitkan awareness dalam setiap diri pribadi kita, kita lebih hobby membahas tsunami kita masing masing di cafe, sambil menenggak obat pereda tsunami yang bersifat semu, ha ha hi hi tangis air mata selalu menjadi santapan.
Mengambil tema dari UNDP Thailand Go to the Higher Ground...... BUILD BACK BETTER
<< Home