rip Freedom Project: Nona Hollis

Thursday, May 04, 2006

Nona Hollis

John Blanford berdiri tegak dari bangku di Stasiun Kereta Api sambil
melihat ke arah jarum jam, pukul 6 kurang 6 menit. John sedang menunggu
seorang gadis yang dekat dalam hatinya tetapi tidak mengenal wajahnya,
seorang gadis dengan setangkai mawar. Lebih dari setahun yang lalu John
membaca buku yang dipinjam dari Perpustakaan. Rasa ingin tahunya terpancing
saat ia melihat coretan tangan yang halus di buku tersebut. Pemilik
terdahulu buku tersebut adalah seorang gadis bernama Hollis Molleon. Hollis
tinggal di...

... New York dan John di Florida. John mencoba menghubungi sang
gadis dan mengajaknya untuk saling bersurat. Beberapa hari kemudian, John
dikirim ke medan perang, Perang Dunia II. Mereka terus saling menyurati
selama hampir 1 tahun. Setiap surat seperti layaknya bibit yang jatuh di
tanah yang subur dalam hati masing-masing dan jalinan cinta merekapun
tumbuh.

John berkali-kali meminta agar Hollis mengirimkannya sebuah foto. Tetapi
sang gadis selalu menolak, kata sang gadis "Kalau perasaan cintamu
tulus,John, bagaimanapun rupaku tidak akan berubah perasaan itu, kalau saya
cantik, selama hidup saya akan bertanya-tanya apakah mungkin perasaanmu itu
hanya karena saya cantik saja, kalau saya biasa-biasa atau cenderung jelek,
saya takut kamu akan terus menulis hanya karena kesepian dan tidak ada
orang lain lagi dimana kamu bisa mengadu. Jadi sebaiknya kamu tidak usah
tahu bagaimana rupa saya. Sekembalinya kamu ke New York nanti kita akan
bertemu muka. Pada saat itu kita akan bebas untuk menentukan apa yang akan
kita lakukan."


Mereka berdua membuat janji untuk bertemu di Stasiun Pusat di New York
pukul 6 sore setelah perang usai. "Kamu akan mengenali saya, John, karena
saya akan menyematkan setangkai bunga mawar merah pada kerah bajuku", kata
nona Hollis. Pukul 6 kurang 1 menit sang perwira muda semakin gelisah,
tiba-tiba jantungnya hampir copot, dilihatnya seorang gadis yang sangat
cantik berbaju hijau lewat di depannya, tubuhnya ramping, rambutnya pirang
bergelombang, matanya biru seperti langit, luar biasa cantiknya....


Sang perwira mulai menyusul sang gadis, dia bahkan tidak menghiraukan
kenyataan bahwa sang gadis tidak mengenakan bunga mawar seperti yang telah
disepakati. Hanya tinggal 1 langkah lagi kemudian John melihat seorang
wanita berusia 40 tahun mengenakan sekumtum mawar merah di kerahnya.


"O....itu Hollis!!!!" Rambutnya sudah mulai beruban dan agak gemuk. Gadis
berbaju hijau hampir menghilang. Perasaan sang perwira mulai terasa terbagi
2 ingin lari mengejar sang gadis cantik tetapi pada sisi lain tidak ingin
menghianati Hollis yang lembut dan telah setia menemaninya selama perang.
Tanpa berpikir panjang, John berjalan menghampiri wanita yang berusia
setengah baya itu dan menyapanya, "Nama saya John Blanford, anda tentu saja
Nona Hollis, bahagia sekali bisa bertemu dengan anda, maukah anda makan
malam bersama saya?" Sang wanita tersenyum ramah dan berkata "Anak muda,
saya tidak tahu apa artinya semua ini, tetapi seorang gadis yang berbaju
hijau yang baru saja lewat memaksa saya untuk mengenakan bunga mawar ini
dan dia mengatakan kalau anda mengajak saya makan maka saya diminta untuk
memberitahu anda bahwa dia menunggu anda di restoran di ujung jalan ini,
katanya semua ini hanya ingin menguji anda." (NN)